Breaking News
"Berita" adalah sajian informasi terkini yang mencakup peristiwa penting, fenomena sosial, perkembangan ekonomi, politik, teknologi, hiburan, hingga bencana alam, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Kontennya disusun berdasarkan fakta dan disampaikan secara objektif, akurat, dan dapat dipercaya sebagai sumber referensi publik.
Klik Disini Klik Disini Klik Disini Klik Disini

Scholes Kritik Arsenal: Gaya Arteta Disebut Mundur ke Era 2000-an

Paul Scholes Sindir Arsenal: Gaya Arteta Disebut Seperti Sepak Bola 20 Tahun Lalu, Arteta Balik Menjawab

Info Kasongan- Pertandingan seru antara Arsenal dan Manchester City di Premier League akhir pekan lalu ternyata tidak hanya meninggalkan skor imbang 1-1, tetapi juga memicu perdebatan panas di dunia sepak bola. Legenda Manchester United, Paul Scholes, melontarkan kritik pedas terhadap gaya bermain Arsenal di bawah asuhan Mikel Arteta.

Menurut Scholes, pendekatan yang diterapkan Arteta justru mengingatkan pada gaya sepak bola 20 tahun silam, yang dinilai terlalu hati-hati dan jauh dari ciri khas sepak bola modern yang agresif dan menyerang.

Scholes Kritik Arsenal: Gaya Arteta Disebut Mundur ke Era 2000-an
Scholes Kritik Arsenal: Gaya Arteta Disebut Mundur ke Era 2000-an

Baca Juga : Ousmane Dembele Raih Ballon d’Or 2025

Arsenal vs Man City: Duel yang Sarat Tensi Tinggi

Dalam laga yang digelar Minggu malam itu, Manchester City sempat unggul lebih dulu lewat gol Erling Haaland. Namun, Arsenal mampu menyamakan kedudukan melalui Gabriel Martinelli di menit-menit akhir. Hasil imbang ini membuat The Gunners tetap menjaga posisi di papan atas, tetapi permainan mereka justru menjadi sorotan.

Sejumlah pengamat, termasuk Gary Neville dan Theo Walcott, menilai strategi Arteta terlalu konservatif. Namun, Scholes memberikan penilaian paling keras dengan menyebut gaya Arsenal “negatif” dan seperti “mundur ke masa lalu”.

Scholes: Arsenal Seperti Kembali ke Era Lama

Berbicara di podcast The Good, The Bad & The Football, Scholes menyebut Arsenal tampil jauh dari keberanian. Ia menilai Arteta terjebak dalam apa yang disebutnya sebagai “mentalitas Inggris” — bermain aman, penuh kehati-hatian, dan lebih mengutamakan bertahan ketimbang menyerang.

“Menurut saya, itu tim yang sangat negatif. Rasanya seperti kembali ke 20 tahun lalu. Seolah-olah Arteta sudah lama berada di Inggris dan kini terpengaruh mentalitas lama itu: bermain aman dan fokus bertahan,” ucap Scholes.

Ia bahkan menyinggung Pep Guardiola yang menurutnya juga mulai ikut terjebak gaya serupa, meskipun Guardiola selama ini dikenal sebagai pelatih dengan filosofi menyerang.

“Dia sudah di sini selama satu dekade, dan rasanya sekarang Pep hampir jadi pelatih Inggris. Kalau yang bermain seperti itu adalah pelatih lokal, mungkin mereka sudah disebut pelatih terburuk. Tapi karena yang melakukannya Arteta dan Pep, mereka bisa lolos dari kritik,” sindir Scholes.

Statistik Bicara: Arsenal Tahan City dengan Cara Berbeda

Kritik Scholes memang cukup tajam, tetapi angka di lapangan menunjukkan cerita yang tidak kalah menarik. Arsenal tercatat baru melakukan tembakan pertama setelah menit ke-31 dan baru mencatatkan shot on target di injury time babak pertama.

Namun, di sisi lain, mereka juga berhasil menahan penguasaan bola Manchester City hanya di angka 33,2 persen — catatan terendah sepanjang karier Pep Guardiola di liga top Eropa. Fakta ini membuat sebagian pengamat justru menilai pendekatan Arteta efektif.

Arteta Balas Kritik Scholes

Menanggapi sindiran tersebut, Arteta memilih tenang. Jelang laga Carabao Cup melawan Port Vale, ia mengatakan kritik itu sah-sah saja, tetapi menolak anggapan bahwa Arsenal bermain dengan handbrake alias menahan diri berlebihan.

“Saya akan sangat terkejut jika ada yang mengatakan kami terlalu hati-hati. Dengan analisis yang saya lakukan, mustahil mengatakan Arsenal menahan diri ketika bisa mendominasi tim seperti City selama 96 menit. Itu sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam 17 tahun Pep melatih,” tegas Arteta.

Menurutnya, dominasi dan kehati-hatian adalah dua hal yang berbeda. “Kami bisa mendominasi tanpa harus mengorbankan identitas. Tapi saya menghargai semua opini, karena kritik juga bagian dari proses belajar,” tambahnya.

Perdebatan yang Akan Terus Hidup

Kritik Scholes dan jawaban Arteta menunjukkan betapa tajamnya sorotan terhadap duel dua tim papan atas Premier League ini. Arsenal memang sedang dalam misi besar: mematahkan dominasi Manchester City di era Guardiola.

Apakah pendekatan hati-hati Arteta akan membawa Arsenal menuju gelar, atau justru membuat mereka kehilangan identitas menyerangnya? Pertanyaan ini kemungkinan besar akan terus jadi bahan perdebatan sepanjang musim.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *