Kasongan- kader unggul yang siap menghadapi tantangan zaman, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Tengah menggelar Baitul Arqam 2025 di Aula Masjid Nurul Iman Muhammadiyah Kasongan, Sabtu malam (21/6/2025). Kegiatan ini menjadi momen strategis untuk memperkuat visi dan integritas kader, sekaligus menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Saijo, SP, M.Si, selaku Ketua Bidang Pengkaderan PWM Kalimantan Tengah, menegaskan bahwa keunggulan seorang kader Muhammadiyah tidak hanya diukur dari prestasi akademik, tetapi juga dari kedekatannya dengan Al-Qur’an.
“Orang tua bukan hanya bangga jika anaknya berprestasi, tetapi akan merasa paling bangga apabila anaknya mampu dan pintar membaca Al-Qur’an,” tegasnya di hadapan peserta.
Baitul Arqam Wadah Pembinaan Kader Unggul dan Qur’ani
Baitul Arqam merupakan program pengkaderan khas Muhammadiyah yang bertujuan menyatukan visi, misi, dan pola pikir para kader. Melalui kegiatan ini, diharapkan terbentuk sikap integritas, komitmen dakwah, dan kesadaran beramal jama’i dalam menjalankan misi persyarikatan.
Dr. Saijo menekankan bahwa profesi sebagai guru, pendidik, atau karyawan di lingkungan Muhammadiyah bukan sekadar mencari nafkah, melainkan ladang amal jariyah.
“Bekerja di Muhammadiyah adalah ibadah. Setiap langkah kita dalam mendidik, mengajar, atau melayani masyarakat adalah bagian dari dakwah,” ujarnya.

Sinergi Pendidikan untuk Sekolah Muhammadiyah yang Berkualitas
Salah satu poin penting yang disampaikan Dr. Saijo adalah pentingnya sinergi antarwarga persyarikatan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ia menegaskan bahwa sekolah-sekolah Muhammadiyah harus terus berinovasi dan memperkuat sumber daya manusia.
“Sistem pendidikan yang modern harus senantiasa meningkatkan kualitas guru dan karyawan. Kita tidak hanya mengejar kemajuan infrastruktur, tetapi juga membangun karakter dan kompetensi yang unggul,” paparnya.
Hal ini sejalan dengan misi Muhammadiyah untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, lulusan sekolah Muhammadiyah tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan pemahaman agama yang mendalam.
Tantangan Kader Muhammadiyah di Era Digital
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kader Muhammadiyah diharapkan mampu menjadi filter dalam menghadapi arus informasi. Dr. Saijo mengingatkan agar generasi muda Muhammadiyah tidak hanya aktif di media sosial, tetapi juga memperdalam ilmu agama dan memperkuat ukhuwah islamiyah.
“Kita hidup di zaman di mana hoaks dan perpecahan mudah tersebar. Sebagai kader Muhammadiyah, kita harus menjadi pelopor persatuan dan penyebar konten yang mendidik,” pesannya.
Baitul Arqam 2025 menjadi momentum bagi kader-kader muda Muhammadiyah di Kalimantan Tengah untuk memperkuat komitmen dalam berdakwah dan mengabdi untuk masyarakat. Melalui pembinaan intensif ini, diharapkan lahir generasi Qur’ani yang siap menjadi pemimpin di masa depan.















